PARTNER

Selain Umi Nadia, Sosok Ini Paling Terguncang Atas Kepergian Syekh Ali Jaber 'Gak Berhenti Nangis'

  

Wafatnya Syekh Ali Jaber menjadi guncangan tersendiri bagi keluarga yang ditinggalkannya.


Terlebih bagi sang istri, Umi Nadia.


Kondisi Umi Nadia setelah Syekh Ali Jaber meninggal pun masih belum stabil.


Padahal, saat ini dirinya tengah hamil lima bulan.


Menurut keterangan Syekh Ali Jaber'>adik Syekh Ali Jaber, Syekh Muhammad Jaber, Umi Nadia memang sempat tidak kuat ketika mengetahui suaminya berpulang.


Tangisnya pecah seketika diberi tahu Syekh Ali Jaber tak lagi ada di dunia.


Alhasan Ali Jaber (20 tahun), anak sulung Syekh Ali (kiri) dan Makam Syekh Ali Jaber di Ponpes Daarul Qur'an, Cipondoh, Tangerang, Kamis (14/1/2021).

Alhasan Ali Jaber (20 tahun), anak sulung Syekh Ali (kiri) dan Makam Syekh Ali Jaber di Ponpes Daarul Qur'an, Cipondoh, Tangerang, Kamis (14/1/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR/TRIBUN LOMBOK/Sirtupillaili)

Syekh Muhammad Jaber mengatakan jika Umi Nadia masih syok dengan kenyataan pahit ini.



"Umi yang paling kurang sabar, kurang kuat," katanya, dikutip TribunMataram.com dari TribunBogor.


Namun, tak hanya Umi Nadia yang tak kuasa menerima kepergian Syekh Ali Jaber.Ibunda Syekh Ali Jaber yang juga ibu Syekh Muhammad Jaber pun terus menangis.


"Kalau kita, duduk saja. Kita 12 bersaudara, dan Syekh Ali Jaber yang tertua.


Kita iya sedih, nangis, tapi kan kita lebih sibuk sama tamu-tamu," ucap Syekh Muhammed Jaber.


Bahkan, disebutkan bahwa Umi Nadia dan ibunda Syekh Ali Jaber tak berhenti menangis.


"Dari kemarin, ibu saya dan umi dari kemarin gak berhenti nangis. Gak berhenti nangis.


Sejak beliau ( Syekh Ali Jaber) meningggal kemarin, gak berhenti menangis terus," ungkap adik almarhum.


Syekh Ali Jaber (Dokumentasi Kemenko Polhukam)

Meski begitu, kini Umi Nadia dan ibunda Syekh Ali Jaber sudah bisa mengikhlaskan kepergian Syekh Ali Jaber.


"Tapi alhamdulillah, karena iman Al quran,kalau itu takdir Allah, ya kita terima," ungkap Syekh Muhammed Jaber.


Lebih lanjut, Syekh Muhammed Jaber mengaku tidak pernah menahan Umi Nadia atau ibunda untuk menangisi kepergian Syekh Ali Jaber.


"Kita gak bisa menahan hati kita dari kesedihan," ungkapnya.2 Pesan Syekh Ali Jaber untuk Akbar, Anak Angkatnya


Wafatnya Syekh Ali Jaber turut menjadi goncangan berat bagi Akbar, pemulung yang viral karena membaca Alquran di tengah hujan.


Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber begitu terpikat dengan kesalehan Akbar di tengah keterbatasannya.


Tak segan, Syekh Ali Jaber pun mengangkat Akbar sebagai anaknya.


Lantas, bagaimana nasib Akbar kini setelah kepergian ayah angkatnya?


Akbar terlihat hadir dalam pemakaman Syekh Ali Jaber, Kamis (14/1/2021) lalu.


Tangisnya tak berhenti sembari meminta maaf kepada pria yang dipanggilnya 'Baba' itu.


Sambil menangis teringat Syekh Ali Jaber, Akbar pun mengurai kenangannya bersama 'Baba'.


"Orangnya baik banget, sabar, enggak pernah marah. Saya enggak pernah lihat Syekh Ali marah. Dia orang tuh baik banget sama Akbar, sama orang lain," kata Akbar dikutip TribunMataram.com dalam wawancara TVOne.Kini, Akbar berjanji akan menuntaskan pesan yang diamanahkan oleh almarhum.


Jadi anak angkat Syekh Ali Jaber, Akbar si pemulung viral baca Al Quran akan umrah (kolase ist/Instagram @syekh.alijaber)

Syekh Ali Jaber meminta Akbar untuk bisa menghafal 30 juz Al Quran.


Ia juga berharap agar Akbar kelak bisa jadi imam besar se-Indonesia.


"Syekh Ali Jaber pernah berkata Akbar harus bisa hafal Al Quran sampai 30 juz. Dan Akbar harus bisa jadi imam besar se-Indonesia," lanjut Akbar seraya terisak.


Bersyukur bisa diangkat menjadi anak oleh Syekh Ali Jaber, Akbar berterima kasih.


"Buat Syekh Ali Jaber, makasih banget udah mengangkat anak angkatnya. Akbar juga senang banget Baba udah mengajak Akbar umrah. Pokoknya senang banget lah," imbuh Akbar.


Mengucap syukur, suara Akbar tiba-tiba tertahan.


Akbar lantas meminta maaf kepada Syekh Ali Jaber.


Sebab diakui Akbar, ia belum sempat membuktikan bahwa ia bisa jadi seorang hafiz seperti permintaan Syekh Ali Jaber.


"Maaf kalau Akbar ada salah sama Baba. Akbar belum bisa ngebahagiain Baba Syekh Ali Jaber. Apalagi belum bisa ngebuktiin kalau Akbar ini udah hafal Al Quran," ucap Akbar.


Tak Cuma ke Akbar, Pesan Juga Disampaikan untuk Anak-anaknya


Sebelum meninggal dunia, Syekh Ali Jaber sempat memberikan pesan kepada anak-anaknya untuk tetap menjaga shalat.


"Jaga shalat sama jaga mama, yang penting shalat," kata Alhasan Ali Jaber, anak Ali Jaber di rumah duka di Kelurahan Monjok, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis, (14/1/2021).


Alhasan merupakan anak pertama dari tiga bersaudara dari Nadia Salim.


Alhasan menceritakan, semasa hidupnya, Syekh Ali Jaber selalu mengajarkan kepada anak-anaknya untuk tidak meninggalkan shalat.


Dia mengatakan kontak terakhir dengan ayahnya sebelum masuk ke ICU.


Minta Dikubur di Lombok Ternyata Bukan Wasiat


Jenazah Syekh Ali Jaber dimakamkan di Pesantren Daarul Quran, Tangerang.


Hal itu diungkapkan adik kandung Syekh Ali Jaber, Syekh Muhammad Jabeer.


"Beliau akan dimakamkan di Pesantren Darul Quran Tangerang, pesantren Ustaz Yusuf Mansur," kata Muhammad Jabeer saat menjemput jenazah di RS Yarsi.


Menurut dia, Ponpes Darul Quran dipilih karena Syekh Ali Jaber memulai dakwahnya di pondok pesantren tersebut.


Ia juga sekaligus membantah isu yang beredar bahwa Syekh Ali Jaber memberi wasiat untuk dimakamkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.


Ia menyebutkan, keinginan untuk dimakamkan di Lombok itu bukan wasiat yang diberikan kepada keluarga, melainkan cita-cita yang disampaikan Syekh Ali Jaber saat berdakwah di Lombok.


"Bukan wasiat. Tak pernah wasiatkan ke kami secara ucapan dan tertulis," ucap Muhammad Jabeer.


Syekh Ali Jaber lahir di Madinah, 3 Februari 1976.


Pada usia 10 tahun, Syekh Ali Jaber sudah mampu menghafal 30 juz Al Quran.


Bahkan, pada umur 13 tahun, Syekh Ali mendapat amanah untuk menjadi imam di salah satu masjid di Kota Madinah.


Sebelum berdakwah di Indonesia, Syekh Ali Jaber menjalani pendidikan ibtidaiyah (dasar) hingga aliyah (menengah atas) di Madinah.


Selepas dari pendidikan menengah atas, Syekh Ali Jaber melanjutkan pelajarannya dengan berguru kepada sejumlah ulama ternama di Arab Saudi.


Ia mempelajari dan mendalami ilmu tafsir kepada para ulama tersebut.


Dilansir dari Tribunnews.com, Syekh Ali Jaber mulai berdakwah di Indonesia pada 2008 dan resmi menjadi warga negara Indonesia (WNI) pada 2012.


Saat itu, penghargaan kewarganegaraan Indonesia dia dapat dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.


Meski sudah cukup lama berdakwah di Indonesia, ada sejumlah cita-cita Syekh Ali Jaber yang belum tercapai.


Salah satunya adalah mencetak sejuta anak Indonesia hafal Al Quran.


"Cita-cita beliau melahirkan satu juta anak hafal Al Quran," kata Muhammad Jabeer.


Muhammad Jabeer pun memastikan bahwa

BACA SELANJUTNYA...

Related Posts

0 Response to "Selain Umi Nadia, Sosok Ini Paling Terguncang Atas Kepergian Syekh Ali Jaber 'Gak Berhenti Nangis' "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel