PARTNER

Kisah Agil, muazin terakhir di Masjid Darussalam Palu saat gempa mengguncang


Agil dikenal sebagai salah satu muazin rajin di Masjid Agung Darussalam, Kota Palu. Hampir setiap waktu salat tiba, dia mengumandangkan azan mengajak umat Islam untuk menunaikan salat. Magrib, Jumat 28 September rupanya menjadi azan terakhirnya. Gempa hebat menghancurkan masjid dan Agil menjadi salah satu korban meninggal.

Syamsuddin yang bersama jemaah lain yang sedang mendengarkan azan, ingat, Agil tidak menyelesaikan panggilan salat tersebut karena gempa keburu mengguncang dan menghancurkan bangunan masjid. Yang dia ingat, saat itu Agil melafalkan 'Hayya alal falah' yang berarti marilah menuju keberuntungan dan keselamatan.

"Sekitar pukul 18.02 Wita, jemaah merasakan gempa yang sangat kencang," kata Syamsuddin saat berbincang dengan Liputan6.com, Selasa (9/10) di Palu, Sulawesi Tengah.

Syamsuddin menambahkan, dia sempat melihat Agil lari untuk menyelamatkan diri ke arah luar masjid. "Mihrab, dan roster masjid roboh menimpa Agil hingga membuatnya jatuh tersungkur," kenangnya.

Awalnya, tidak ada yang sadar Agil telah meninggal dunia. Semua jemaah mengira Agil terjatuh sama halnya dengan jemaah yang lain.

"Jujur saja, kita pada takut, menyelamatkan diri masing-masing. Kalau saya mau gambarkan situasi di masjid cuma Allah yang tahu. Karena selain goyangan ada juga suara bising," ucap dia.

Syamsuddin telat mengetahui kabar duka yang menimpa Agil. Besoknya, dia diinformasikan oleh pengurus masjid lain. "Dia (pengurus masjid senior) menyampaikan Agil meninggal, mayatnya ada di pelataran," ujarnya.

Syamsuddin mengaku sangat kehilangan sosok Agil yang dikenal baik dan rendah hati. "Agil di sini sering menjadi muazin. Jadi ada tiga muazin di sini. Kebetulan saat itu giliran Agil," dia mengakhiri.

SUMBER: MERDEKA.COM

0 Response to "Kisah Agil, muazin terakhir di Masjid Darussalam Palu saat gempa mengguncang"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel